Malam Sharing Pertama

Keindahan Kopel

Kegiatan Hari Kedua

Hari Pertama di Desa

Pages

Narasi Si Addin

2/10/10




Sabtu, 16 Januari 2010

Hari Sabtu ini adalah hari Sabtu yang berbeda untuk siswa kelas X SMA N 3 Semarang. Hari ini adalah pemberangkatan kegiatan “Live In” siswa kelas X dan siswa kelas XI susulan SMA N 3 Semarang. Kegiatan ini adalah kegiatan rutin tahunan yang diadakan pihak sekolah untuk siswa kelas X dan kelas XI susulan.

Sekitar pukul 06.00 semua sebagian besar siswa yang akan mengikuti kegiatan Live In telah berkumpuk di halaman upacara SMA N 3 Semarang. Setelah diadakan upacara pemberangkatan, Sekitar pukul 06.30 seluruh peserta dan guru pengawas telah siap di dalam bus masing-masing dan bus siap meluncur ke lokasi.

Lokasi Live In tahun ini adalah beberapa desa di Kecamatan Patean Kabupaten Kendal. Kelas X Olimpiade mendapat bagian di Desa Sukomangli bersama siswa kelas X-7 dan XI susulan.
Untuk menuju lokasi Live In membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam perjalanan. Medan yang dilalui untuk sampai lokasi sangat berkelok-kelok karena Kecamatan Patean memang terletak di atas gunung. Bus yang kami tumpangi memang tidak terlalu besar. Namun cukup nyaman untuk menampung 31 siswa (1 siswa berangkat menyusul).

Sekitar pukul 09.30 bus telah sampai di Kantor Kecamatan Patean. Seluruh rombongan singgah sejenak untuk melaksanakan upacara penyambutan dan pembukaan Live In oleh Camat Patean. Setelah upacara selesai, rombongan kembali ke bus masing-masing untuk selanjutnya menuju desa Live In.

Desa Sukomangli terletak cukup jauh dari Kantor Kecamatan Patean jika dibandingkan desa-desa Live In lainnya. Dan rupanya di Desa Sukomangli ini ada sebuah perkebunan karet dan pabrik pengolahan karet mentah. Setelah sampai di Balai Desa Sukomangli, peserta Live In dipertemukan dengan orangtua asuh masing-masing. Orangtua asuh saya adalah pasangan Bapak dan Ibu Sugi. Dan teman serumah saya adalah Kiki (X-7), Lilis (X-7), dan Vivie (XI susulan).

Rumah keluarga Sugi tidak terlalu jauh dari Balai Desa Sukomangli. Rumah keluarga Sugi juga rapi dan bersih. Setelah berkenalan dan berbincang dengan Keluarga Sugi, kami menuju kamar yang telah dipersiapkan untuk kami. Kami menunggu kepulangan Bapak Sugi dari sawah sembari beristirahat sejenak dan shalat. Setelah itu tak lupa kami membantu Ibu Sugi menyiapkan makan malam.

Bapak Sugi sampai dirumah sekitar pukul 14.00. Bapak Sugi mengajak kami berempat menuju kebun milik beliau. Jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Bapak Sugi. Ternyata Bapak Sugi mempunyai kebun yang cukup luas dan ditanami dengan berbagai jenis tanaman. Ada durian, coklat, kopi dan pala. Bapak Sugi menjelaskan tentang tanaman-tanaman yang ditanam di kebunnya. Kami juga dibawakan buah coklat yang belum terlalu matang dan baru saja dipetik dari kebunnya.

Setelah merasa puas melihat-lihat kebun Bapak Sugi, kami pun pulang. Kami pulang tidak melewati jalan yang kami lewati saat berangkat tadi. Kami pulang lewat perkebunan karet dan lapangan desa Patean. Ternyata di ujung perkebunan karet ada sebuah tempat bernama “KOPEL”. Di tempat ini dapat terlihat pemandangan dibawah Desa Sukomangli. Pemandangan dari Kopel terlihat sangat jelas dan indah. Saya dan teman-teman rumah saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Kami mengambil beberapa foto pemandangan dari Kopel. Setelah cukup lama berada di Kopel , kami pulang karena gerimis. Kami melewati lapangan Desa Patean. Ternyata disana sudah ada beberapa teman sekelas saya yang sedang berkeliling desa.

Setelah sampai di rumah Bapak Sugi, coklat yang tadi kami petik langsung dari kebun Bapak Sugi dibuka. Ternyata bagian buah coklat yang dapat dimakan mentah bukanlah bagian buah yang bisa diolah menjadi coklat olahan. Dan dari satu buah coklat hanya didapat beberapa biji coklat saja yang dikirim ke pabrik.

Setelah puas memakan buah coklat, kami mandi dan bersiap untuk makan malam. Pukul 18.30 setelah makan malam, saya dan teman Live In House saya pergi menuju tempat sharing masing-masing. Kelas saya sharing di Balai Desa Sukomangli. Teman sekelas saya yang berangkat menyusul juga telah dating. Kami semua menceritakan kegiatan yang telah kami lakukan sehari ini. Beberapa anak sudah mulai berkegiatan dengan orangtua asuh masing-masing, namun sebagian lainnya belum. Kami juga menceritakan tentang rencana kegiatan esok hari. Sharing selesai sekitar pukul 21.00. dan kami pun pulang ke Live In House masing-masing.

Minggu, 17 Januari 2010
Hari ini saya bangun sekitar pukul 04.30 pagi. Pagi ini saya diajak melihat matahari terbit dari atas Kopel bersama teman-teman sekelas saya. Kami berkumpul di Kopel sekitar pukul 05.30, padahal seharusnya kami sudah berada di Kopel pukul 05.00. Walaupun terlambat dari rencana sebelumnya, kami tetap berangkat ke Kopel walaupun ada yang belum dating. Sesampai di Kopel ternyata matahari sudah terbit. Walaupun terlambat, kami tetap tidak menyesal karena pemandangan di bawah saat pagi hari ternyata sangat indah. Setelah beberapa lama berada di Kopel, kami pulang menuju Live In House masing-masing.

Kemarin sore kami telah merencanakan untuk pergi menanam padi di sawah Bapak Sugi siang ini. Namun karena salah seorang warga RT 01 ada yang meninggal dunia, rencana untuk berangkat ke sawah pagi pun tertunda. Dan kami memutuskan untuk membantu pekerjaan rumah Ibu Sugi. Kami membantu memasak untuk makan siang. Walaupun hasil masakan kami tidak sesuai yang kami harapkan, namun kami telah mendapat ilmu tentang bagaimana memasak “Gendar”.

Tidak banyak yang kami lakukan ketika menunggu Bapak dan Ibu Sugi pulang. Setelah memasak, kami hanya mengobrol dengan orangtua Bapak Sugi. Dan tidak lama setelah itu, anak kedua Bapak Ibu Sugi yang sedang menyelesaikan studi di Semarang datang. Setelah Bapak Ibu Sugi pulang, kami diajak untuk pergi ke Curug Sewu. Kami semua bersiap-siap sebentar lalu bergegas pergi ke Curug Sewu.

Perjalanan ke Curug Sewu dari Desa Sukomangli membutuhkan waktu sekitar 30 menit dan melewati Kantor Kecamatan Patean. Curug Sewu ternyata sangat indah. Air terjunnya (curug) bersih dan deras. Kami mengambil beberapa foto pemandangan Curug Sewu. Tapi setelah itu gerimis mengguyur. Dan kami pulang ke Sukomangli.

Tidak banyak yang saya kerjakan hari ini. Tapi entah kenapa, saya dan kawan saya merasa sangat lelah. Kami pun memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil menunggu senja. Setealah pukul 18.30 , kami berangkat ke tempat sharing masing-masing.
Saat sharing, saya diberi kesempatan untuk menceritakan kegiatan saya hari ini. Saya menceritakan tentang perjalana saya ke Curug Sewu. Setelah selesai menddengar cerita saya, Pak Ikhwan wali kelas X Olimpiade berkata bahwa sebenarnya menurut adat kebiasaan di Kecamatan Patean, pada bulan “Sura” sebaiknya jangan berkunjung ke Curug Sewu. Karena mitosnya, berkunjung ke Curug Sewu saat bulan Sura tersebut dapat membawa bahaya. Dan sharing malam ini kami malah diceritakan kisah-kisah misteri yang pernah terjadi di Sukomangli.

Senin, 18 Januari 2010
Hari ini saya dan teman-teman serumah saya diajak oleh bapak dan ibu Sugi untuk mengikuti kegiatan sehari-hari mereka yaitu pergi ke sawah. Setelah siap-siap sebentar, sekitar pukul 07.00 kami berangkat menuju ke sawah. Menurut yang dikatakan oleh Bapak Sugi perjalanan ke sawah memakan waktu sekitar 30 menit dan melewati jalan yang terjal.

Benar saja, baru beberapa menit berjalan kami harus melewati jalan yang berlumpur dan licin. Kami juga melewati hutan dan sungai kecil. Perjalanan yang jika ditempuh oleh Bapak Sugi hanya memakan waktu 30 menit, kini membutuhkan waktu sekitar 45 menit karena kami belum terbiasa melewati rute ini. Setelah berjalan lama, akhirnya kami sampai di sawah milik Bapak Sugi.

Di sawah ternyata sudah banyak buruh tanam yang sudah mulai “menandur” bibit padi. Tanpa menunggu lama, kami pun turun ke sawah dan mulai menanam. Saat melihat para buruh tanam tadi, kami piker menanam padi itu gampang. Namun saat melakukannya, ternyata kamii mengalami beberapa kesulitan. Mulai dari lumpur sawah yang dalam dan membuat kami terjatuh, tidak tahu cara memegang bibit yang benar, sampai tidak bisa menanam padi dengan rapi. Dan karena kami takut merusak tanaman padi Bapak Sugi, kami pun memutuskan untuk tidak membantu menanam lebih jauh.

Kami memutuskan untuk menyiapkan makan siang. Setelah kurang lebih pukul 11.00 kami makan siang. Ternyata ibu Sugi membawa makanan yang cukup banyak. Makan di sawah ternyata menyenangkan. Selain pemandangan yang indah, udaranya jua sejuk. Disamping itu, kami juga berbincang dengan buruh-buruh tanam.

Setelah makan siang, kami pulang menuju Live In House. Kami pun mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke pabrik karet melihat proses pengolahan karet. Kami berkumpul di Balai Desa kemudian langsung menuju perkebunan karet yang letaknya tidak jauh dari Balai Desa. Disana kami melihat bagaimana proses pengolahan karet. Namun sayangnya karena baunya yang menyengat, saya tidak bisa berada dekat-dekat dengan mesin pengolahan. Kami mellihat pengolahan karet sampai tahap akhir.

Setelah keluar dari perkebunan karet saya dan beberapa teman saya menuju kopel. Kami ingin mengambil beberapa foto disana. Ternyata disana kami bertemu beberapa anak kecil yang sedang bermain di Kopel. Kami mendengarkan cerita tentang Desa Sukomangli darii anak-anak tersebut.
Setelah cukup lama berada di kopel, kami pulang melewti lapangan desa. Ternyata disana sedang ada pertandingan sepak bola antara X-7 dan X Olimpiade. Kami memutuskan untuk menonon pertandingan tersebut.

Tidak terasa, waktu sudah menunjukan pukul 16.30, dan kami pun pulang . Setelah mandi, istirahat dan makan malam kami berangkat untuk sharing. Sharing ini adalah sharing terakhir karena besok kami harus pulang ke Semarang.

Selasa, 19 Januari 2010
Tidak terasa waktu berlalu sangat cepat dan kami sudah harus pulang. Pagi ini Sukomangli ditutup awan mendung. Setelah berpamitan dengan orangtua asuh, kami menuju Balai Desa. Kami dibawakan berbagai buah tangan dari Desa Sukomangli.
Setelah upacara penutupan, kami masuk ke bus dan pulang ke Semarang.
Live In ini benar-benar berkesan untuk kami. Banyak pengalaman yang kami dapatkan dari kegiatan ini.

0 komentar:

Post a Comment