Malam Sharing Pertama

Keindahan Kopel

Kegiatan Hari Kedua

Hari Pertama di Desa

Pages

Narasi Si Verdy

1/30/10




Pada 16 Januari 2010, SMAN 3 Semarang mengadakan kegiatan tahunan untuk siswa-siswi kelas X. Kami berangkat ke kecamatan Patean sekitar pukul 08.00. pertama-tama, kami berkumpul dahulu di SMAN 3 Semarang, untuk mengikuti pengarahan. Kemudian, saya dan teman-teman kelas olimpiade menuju bis kami, yaitu bis nomor 13. di bis kami merasakan kepanasan yang sangat luar biasa, kami merasa tertipu karena, bis yng kai tumpangi berjumlah 27 kursi, tetapi kelas kami berjumlah 32 siswa, yang kedua, di situ bertuliskan “Bis Ber-AC” tetapi nyatanya AC bis itu mati.

Jadilah kami berpanas ria di dalam bis. Diperjalanan kami bernyanyi dan bersenda gurau, ketika memasuki kecamatan Patean, badan kami terasa terguncang guncang, karena jalan yang kurang bagus dan naik-turun. Kami kira di daerah seperti itu jarang ada kehidupan, ternyata setelah bis kami melaju lebih lama, ada sebuah wilayah bernama Sukorejo. Wilayah setengah kota dan setengah desa. Setelah satu setengah jam perjalanan akhirnya kami sampai juga di kantor kecamatan Patean. Kemudian siswa-siswi SMAN 3 Semarang di beri pengarahan. Setelah itu masing-masing kelas menuju ke desa masing-masing, desa yang kami tempati bernama desa Sukomangli, kami live in di desa Sukomangli bersama kelas X-7 dan XI susulan. Setibanya di desa Sukomangli kami disambut hangat oleh warga dan pak lurah desa Sukomangli dibalai desa, setelah itu dibacakan nama anak dan orang tua asuh mereka, saya mendapat orang tua asuh bernama ibu Tubi. Saya serumah dengan Adhi Setyo yang biasa disebut dengan Dhito.

Saya dan Dhito diantar ibu Tubi kerumahnya dari balai desa. Kesan pertama kami ketika masuk kerumahnya adalah, rumah ini sagat sederhana, lantainya tanah, dindingnya kayu, dengan model rumah yang tampak sederhana dari luar, ketika saya masuk kekamar mandi, ternyata “ISTIMEWA!!.Kamar mandi lantainya terbuat dari keramik dan dindingnya tembok dan dilapisi dengan keramik. Kata anak-anak di desa Sukomangli, kamar mandi itu merupakan salah satu kamar mandi terbaik se-Sukomangli. Setelah dari kamar mandi, saya didatangi teman-teman sekelas saya yang mengajak saya untuk berjalan-jalan sebentar. Pertama, kami pergi ke pohon karet, disana kami berfoto-foto ria. Setelah dari kebun karet, kami ingin menunaikan sholat ashar, kemudian kami ditunjukkan jalan menuju mushola terdekat. Setelah menunaikan sholat, kami kembali kerumah kami masing-masing. Setelah itu, saya, Dhito, dan bapak Tubi berbincang-bincang, topic yang kami bicarakan mulai dari, kehidupan sehari-hari pak Tubi, sekolah anak-anaknya, sekolah saya dan dhito, sampai tentang politik di Indonesia.

Dari berbincang-bincang tersebut saya baru mengetahui bahwa pak Tubi adalah pawang ular di desa Sukomangli. Saya merasa tertantang untuk mencoba menangkap ular, tetapi ketika saya bertanya kepada pak Tubi apabila saya tergigit ular, pak Tubi menjawab, Kkalo digigit ular ya didiemin aja, ntar sembuh sendiri”. Seketika itu nyali saya langsung menjadi ciut. Kemudian saya bertanya lagi, “ pernah digigit ular cobra pak?”. Pak tubi menjawab, “ Pernah dulu, tapi cuma diminumin air kelapa abis itu udah sembuh”. Nyali saya semakin ciut mendengar pernyataan spektakuler tersebut. Setelah itu, hari sudah malam, dan saya menuju tempat sharing kelas x-olimpiade dan sebelas susulan di balai desa. Kemudian, acara sharing dimulai. Kami saling bertukar cerita pengalaman yang lucu dan menarik untuk disimak.

Tak terasa waktu menunjukkan pukul 09.30. Acara sharing pun selesai. Kemudian kami menuju rumah kami masing-masing. Pagi-pagi, pada tanggal 17 Januari 2010, teman-teman sekelas saya menghampiri saya untuk melihat sunrise di couple, tempat yang menyajikan pemandangan luar biasa di desa Sukomangli.ketika rombongan tidak komplit kelas sepuluh olimiade tiba di couple, matahari sudah terbit, kami menyesal karena dating terlalu siang, akan tetapi rasa penyesalan kami dapat tertutupi oleh keindahan pemandangan yang tersaji secara teratur bak lukisan Leonardo da vinci. Saya sangat bersyukur karena tuhan dapat membuat relief disitu dengan corak yang khas, disana terlihat danau kecil yang agak tertutup oleh bukit-bukit dll. Setelah itu, saya dan teman laki-laki kelas olim, bermain sepak bola dengan bolanya fandi anak x7.

Kami bermain dengan penuh canda tawa. Setelah itu, kami pun pulang kerumah orang tua asuh kami masing-masing. Kemudian, saya diajak mas rudi, anak dari ak tubi, untuk ke kebun jambu dan rambutan, disana saya mengarit, memetik jambu, dan rambutan. Kami melakukan pekerjaan itu dengan membutuhkan waktu sekitar 2 setengah jam. Kami mendapatkan banyak sekal rumput untuk makan sapid an banyak sekali jambu merah untuk di makan di rumah. Setelah itu, sayapun kembali pulang kerumah. Setelah pulang kerumah, Dhito pun belum pulang dari PTP karet karena diajak oleh mas arifin, anak pertama pak tubi, untuk beerja sebagai mandor disana. Kemudian saya berjalan-jalan sebentar untuk menikmati sejuknya desa Sukomangli. Setelah saya kembali kerumah, Dhito pun sudah pulang dari tempat kerjanya, kemudian kami makan siang. Ketika kami sedanag makan siang, rombongan guru-guru SMAN 3 Semarang datang untuk mengunjungi kami. Setela mkan siang, kami kembali bermain sepak bola walau hanya sebentar.

Kemudian kami melanjutkannya ke acara sharing pada malam harinnya. Pagi harinya, saya dihampiri teman2 sekelas saya untuk jalan-jalan melihat pemandangan yang katanya lebih indah dari pada kopel, yaitu luwung. Kami berangkat pukul 6 pagi. sampai disanakami disajikan oleh tuhan pemandangan yang luar biasa, serasa bergetar hati ini, rasanya tuhan tiada henti membuat hal yang spektakuler bagi manusia. Kemudian setelah puas menikmati pemandangan di Luwung, kami pulang ke rumah orang tua asuh kami masing-masing.

Pukul setengah 8, saya dan dhito diajak oleh mas rudi untuk mengarit di sawah. Jarak rumah dan sawah sekitar 1,5 km. lumayan capek juga, setelah sampai disana, kami mengarit sampai pukul 12, setelah itu kami pulang ke rumah. Pada pukul 4 saya dan teman-teman kelas x olimpiade akan ermain sepak bola dengan x7. kami sekalian latih tanding untuk menghadapi ligasha. Dan hasil pertandingan itu adalah seri, karena kelas kami bermain tidak dalam form terbaik, (karena memang nggak niat menang). Kemudian, kami kembali ke rumah untuk persiapan sharing malam terakhir.


HARI TERAKHIR
Paginya, saya dan teman-teman x olimpiade akan menggerakkan kaki untuk yang terakhir kalinya di desa Sukomangli. Rasanya, kami tidak ingin meninggalkan desa ini, karena keramahan penduduk, keindahan flora dan fauna,dan relief sukomangli yang sangat menakjubkan. Setelah berjalan-jalan, saya pulang untuk berkemas-kemas menuju Balai Desa.

Setelah semua teman-teman berkumpul di Balai Desa, kami semua berpamitan kepada Orang Tua Asuh kami, dan kami di beri oleh-oleh khas sukomangli, setelah itu, kami masuk ke bis dan pulang menuju ke Semarang.

0 komentar:

Post a Comment