Malam Sharing Pertama

Keindahan Kopel

Kegiatan Hari Kedua

Hari Pertama di Desa

Pages

Narasi Tia Kanza

1/28/10




Kegiatan yang diselenggarakan pihak sekolah ini diadakan mulai tanggal 16-19 Januari 2010. Kami berangkat sekitar pukul 07.30. Setelah apel dan berdoa bersama, bis 13 yang di naiki kelas X Olimpiade meluncur ke Kecamatan Patean, Kendal. Dibutuhkan waktu sekitar 2,5 jam. Jalan yang ditempuh sangat berliku-liku. Sebelum kita meluncur ke Desa Sukomangkli, semua bis berhenti di kantor Kecamatan Patean dan seluruh peserta live in mengikuti upacara penyambutan dari pihak kecamatan. Sekitar 15 menit kemudian, bis 13 langsung menuju Desa Sukomangkli. Ternyata untuk mencapai desa tersebut dibutuhkan waktu yang cukup lama dan jalan yang berliku dan sempit menyulitkan bis untuk melaju dengan cepat. Setengah jam kemudian kita sampai di desa Sukomangkli. Namun sebelum kita menuju ke rumah orang-tua asuh masing-masing, kepala desa sempat menyampaikan sambutan selamat datang untuk kita. Setelah itu, setiap siswa akan dipanggil namanya dan dipasangkan dengan siswa lain yang berbeda kelas dan dipertemukan dengan orang tua asuh. Pengecualian terhadap kita, Tia dan Siti yang merupakan satu kelas. Akhirnya kami bertemu dengan orang tua asuh kami yang bernama Ibu dan Bapak Nardi. Rumahnya tidak begitu jauh dari balai desa. Kami lihat rumahnya juga cukup layak, sudah berkeramik dan berdinding tembok. Setelah sampai dirumah beliau, kami sempat berbincang dengan orang tua asuh kami dan meletakkan barang-barang di dalam kamar.

Pertama, kami agak terkejut dengan kodisi kamar kami ini. Lantainnya masih ubin gelap, ruangannya kecil dan langit-langitnya terbuat dari bekas karung tepung terigu. Tapi kami tidak banyak mengeluh, kami menerima apa yang memang seharusnya kita terima. Lalu kami melihat-lihat ke dapur dan kamar mandi. Kami lihat, dapurnya masih berlantai plesteran dan masih memasak menggunakan tungku. Sedangkan kamar mandinya juga masih plesteran dan dindingnya dari bamboo yang dianyam, celah-celahnya cukup besar. Untung saja belakang rumah ini sudah berupa kebun-kebun kopi dan coklat.

Setelah itu, kami ikut membantu ibu asuh kami memasak oseng kangkung pedas dan telur goreng. Setelah makanannya jadi, kami makan siang. Sekitar pukul 3 sore, kami mandi dan kembali ke kamar. Karena hawanya dingin dan hujan turun dengan deras, kami tidak bisa melakukan banyak hal. Sementara kata orang tua asuh kami, semua pekerjaan rumah sudah beres. Akhirnya kami pun tertidur sebentar pada sore harinya. Lalu Pak Ikhwan, walikelas X-olim dan Bu Emy walikelas X-7 datang kerumah kami untuk memantau keadaan ketika hampir menjelang magrib. Malam harinya diadakan sharing dibalai desa. Karena hujan masih turun dan jalan yang gelap karena kurangnya penerangan, kami membawa senter dan payung. Di sana teman-teman saling bercerita mengenai kesan pertama kami mengenai keadaan keluarga dan rumah masing-masing. Ada yang beberapa yang bercerita lucu mengenai pengalaman baru mereka. Hal itu membuat acara terasa menyenangkan. Akhirnya acara selesai pukul 21.00 dan kami kembali ke rumah masing-masing untuk tidur.

Keesokan harinya kami bangun pukul 04.30. Rencananya bersama teman-teman, kita akan pergi ke Kopel, suatu tempat yang merupakan lembah dengan pemandangan yang sangat indah. Kami sempat berfoto menggunakan kamera digital. Sekitar pukul 06.30 kita kembali ke rumah dan membantu menyapu rumah. Setelah itu kami mandi dan membantu ibu asuh memasak makanan yang menunya sama dengan hari sebelumnya. Sekitar pukul 09.30, kita ke ladang bersama bapak asuh yang letak ladangnya tak jauh dari Kopel. Disana kita diajari cara mengembangbiakkan tanaman kopi dengan teknik sambung. Kita juga memetik cabai rawit. Ladangnya yang terjal dan becek jadi tantangan tersendiri buat kami. Bahkan tanah yang menempel di sandal mencapai 3-4 cm. Kami kembali kerumah pukul 11.30 dan membantu ibu asuh kami memasak kangkung dan ayam goreng. Selesai makan siang kami di kamar, membereskan kamar yang berantakan, sore harinya kami bermain ke rumah teman dan ke lapangan dekat Kopel. Malamnya kami sharing seperti biasa, dan teman-teman pun berbagi cerita seru selama menjalani kegiatan mereka. Kami kembali ke rumah sekitar jam 9.30.

Keesokan paginya, kami melakukan aktivitas yang sama, pergi ke ladang bersama ayah dan ibu asuh. Sebetulnya kita akan pergi ke ladang yang ada di bawah lembah, tapi karena medan terlalu berat untuk anak perempuan seperti kita, maka kami pergi ke lading yang kemarin. Di perjalanan kami mengambil kayu karet kering untuk kayu bakar. Lalu kami sempat mampir ke kopel juga. Di ladang, kami panen petai banyak sekali. Bahkan sampai kesulitan membawanya pulang. Di tengah perjalanan, celana Siti sempat ketumpahan mangkok yang berisi cairan karet pekat. Sehingga celananya jadi kotor. Sepulang dari sana kami pergi ke pabrik pengolahan awal karet pukul 13.00. Bau menyengat langsung tercium begitu mendekati pabrik. Di sini kami mendapat tambahan pengetahuan mengenai cara mengolah karet. Sayang, foto di pabrik tidak dapat dipublikasikan secara luas.

Sepulangnya dari sana, kami saling mengunjungi rumah teman dan makan-makan. Malamnya kami melakukan sharing di rumah orang tua asuh Dika. Ibu asuhnya bercerita mengenai perjuangannya sebagai ibu yang seorang diri membesarkan anak-anaknya sehingga bisa sukses seperti saat ini. Dan pada malam itu juga yang merupakan malam terakhir kita di desa Sukomangkli, kita sempat berkumpul dan mengobrol hingga jam 22.30. Lalu kami pulang ke rumah.

Pagi pukul 05.00, kita bersiap berkemas pulang ke Semarang. Sehabis sarapan, jam 07.30 kita berkumpul dibalai desa. Di sana ada acara penyerahan kenang-kenangan dari pihak sekolah kepada desa. Setelah itu kita pun pulang ke SMA 3 Semarang menggunakan bis yang dulu kita naiki. Kita sampai di sekolah pukul 11.00.

Dari semua kegiatan yang kami jalani di live in ini, kenangan dan kesan tidak akan pernah kami lupakan. Dan kita harus belajar bersyukur atas apa yang kita miliki selama ini.

0 komentar:

Post a Comment